Minggu, 27 November 2011

Teleskop

Contoh teleskop ruang 
angkasa bernama Hooker
  Teleskop atau Teropong adalah instrumen pengamatan yang berfungsi mengumpulkan radiasi elektromagnetik dan sekaligus membentuk citra dan benda yang diamati. Teleskop merupakan alat yang paling penting dalam pengamatan Astronomi. Jenis optik (biasanya optik) yang dipakai untuk maksud bukan Astronomis antara lain Transit, monokular, binokular, lensa kamera, atau keker. Teleskop memperbesar ukuran sudut benda dan juga kecerahannya. Galileo diakui menjadi yang pertama dalam menggunakan teleskop untuk maksud Astronomis. Pada awalnya teleskop dibuat hanya dalam rentang panjang gelombang tampak saja (seperti yang dibuat oleh Galileo, Newton, Foucault, Hale, Meinel, dan lainnya), kemudian berkembang ke panjang gelombang radio setelah tahun 1945 (MERDEKA INDONESIA !!!!!! :P), dan kini teleskop meliput seluruh spektrum elekromagnetik setelah makin majunya penjelajahan angkasa setelah tahun 1960. Penemuan atau prediksi akan adanya pembawa informasi lain (gelombang gravitasi dan neutrino) membuka spekulasi untuk membangun sistem deteksi bentuk energi tersebut dengan peranan yang sama dengan teleskop klasik. Kini sudah umum untuk menyebut teleskop gelombang gravitasi atau pun teleskop partikel berenergi tinggi.


Teleskop berukuran 50 cm di
Observatorium Nice
Sejarah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada 5 abad yang lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati oleh mata bugil. Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter. Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum Gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar